Lukman Harun, adalah seorang pakar politik, diplomat ulung, dan aktivis yang lahir dari rahim Muhammadiyah. Ia merupakan salah satu pengibar panji-panji organisasi bentukan KH. Ahmad Dahlan di dunia Internasional. Kiprah putra Minangkabau ini sebagai aktivis Islam Internasional sudah terbukti di berbagai kancah pertemuan antartokoh dunia. Din Syamsudin bahkan menjuluki mantan Sekretaris Jenderal Asian Conferences on Religion and Peace (ACRP) ini sebagai Menteri Luar Negeri-nya Muhammadiyah.
Ketertarikan sosok kelahiran 6 Mei 1934 ini pada bisnis dan ekonomi, menghantarkannya untuk menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Nasional. Ketika menjadi mahasiswa ia aktif dalam kepengurusan Majelis Mahasiswa Indonesia (MMI), Himpunan Pelajar Indonesia (HMI) dan menjadi Ketua Pemuda Muhammadiyah. Di penghujung masa Orde Lama, ia juga merupakan aktivis yang cukup lantang mengganyang Partai Komunis Indonesia.
Pengalamannya yang mentereng di ranah pergerakan mahasiswa membuat karier politik Lukman Harun berjalan mulus, apalagi sejak Soeharto menguasai tahta kepresidenan. Pada akhir masa Orde Lama sempat menjadi pegawai pemerintah, menjadikan ia lebih aktif di kancah politik nasional. Karier politik Lukman Harun bermula dari Persatuan Muslim Indonesia (Parmusi), kelanjutan Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi), meskipun ia telah bergabung dengan Sekretariat Bersama (Sekber) Golkar yang dibentuk sejak 1964. Ia juga sempat menjadi anggota DPR-GR yang banyak menyuarakan kepentingan politik kalangan muslim, sebelum akhirnya berhenti pada tahun 1971.
Pada tahun 1973, nama Lukman Harun kian mendapat tempat di PP Muhammadiyah. Namun, perannya lebih ke luar. Ia membawa nama Muhammadiyah dalam berbagai aksi internasional. Lebih dari 50 negara telah ia kunjungi, terutama negara-negara Islam yang rawan terjadi konflik seperti Afghanistan, Bosnia, Lebanon, Palestina, hingga Kenya.
Lukman Harun menghembuskan nafas terkahirnya pada Kamis (08/04/1999) di Rumah Sakit Islam Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Meskipun Lukman Harun telah tiada, namun semangat perjuangan dan kepeduliannya yang tinggi untuk bangsa sudah seharusnya kita teladani dan lanjutkan.// (tf)
Baca juga: Pelantikan dan Musyawarah Kerja PCINU Sudan
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)