Siapa yang tak mengenal Mahatma Gandhi? Bapak Bangsa India bernama asli Mohandas Karamchand Gandhi ini merupakan tokoh revolusi India yang banyak menginspirasi orang di seluruh penjuru dunia. Mahatma Gandhi dikenal sebagai aktivis perdamaian yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India melalui aksi demonstrasi damai.
Mahatma Gandhi dikenal juga sebagai orang yang suka menggelar aksi mogok makan. Bila ada kekerasan sedikit saja diantara gerakan pembebasan India, Gandhi seringkali mengangkat sumpah untuk berpuasa sampai mati. Seperti halnya hari ini, 8 Mei 1933 atau tepatnya 85 tahun yang lalu, Gandhi melakukan puasa atau aksi mogok makan selama 21 hari dalam rangka melawan penindasan Inggris yang memberlakukan kebijakan semena-mena terhadap India. Meskipun kala itu dokter membujuknya untuk berhenti puasa dikarenakan kondisinya makin melemah, Gandhi tetap bersikeras tidak mau makan selama 21 hari .
Disamping protes politik terhadap kolonialisme, Gandhi menegaskan bahwa puasa-puasanya merupakan aksi spiritual membersihkan diri. Didapat dari berbagai sumber, salah satunya dalam buku Betrayal of Gandhi berikut aksi mogok makan yang dilakukan Mahatma Gandhi :
1. 10 November 1913 (7 hari)
2. April 1914 (14 hari)
3. Februari 1918 (3 hari)
4. 14 April 1919 (3 hari)
5. 19 November 1921 (4 hari)
6. 2 Februari 1922 (5 hari)
7. 18 September 1924 (21 hari)
8. 24 November 1925 (7 hari)
9. 20 September 1932 (6 hari)
10. 3 Desember 1932 (1 hari)
11. 8 Mei 1933 (21 hari)
12. 16 Agustus 1933 (7 hari)
13. 7 Agustus 1934 (7 hari)
14. Maret 1939 (3 hari)
15. 12 Februari 1943 (21 hari)
16. 1 September 1947 (4 hari)
17. 12 Januari 1948 (6 hari)
Mahatma Gandhi dikenal melalui 4 prinsip perdamaian yang diusungnya; yakni Bramkhacarya (mengendalikan hawa nafsu), Satyagraha (kebenaran), Swadeshi (mandiri), dan Amisha (anti kekerasan terhadap semua mahluk). Beberapa tokoh dunia bahkan terinspira nosi untuk mengikuti gerakan serupa di berbagai belahan dunia seperti Nelson Mandela (Bapak Bangsa Afrika Selatan) dan Marthin Luther King Jr (Pejuang Hak Sipil Amerika).
Sejak kecil Gandhi memang sudah menerima ajaran perdamaian dari keluarganya. Ajaran pertama yang ia peroleh ialah Jainisme (Aliran agama di India yang menjunjung tinggi moral dan menjauhi kekerasan).
Gandhi muda dikenal sebagai sosok yang pemalu dan pendiam. Bahkan ia tidak punya teman, selain buku-buku pelajaran. Dalam bukunya All Men are Brothers, Gandhi mengatakan bahwasanya ia tidak memiliki prestasi yang menonjol dalam bidang akademis, bahkan dalam beberapa mata pelajaran bisa dibilang payah. Akan tetapi, pada tahun 1888 Gandhi berkesempatan menimba ilmu hukum di College London University, Inggris, hingga sekembalinya ke India ia sempat menganggur dan kemudian mendapat tawaran pekerja kontrak selama 1 tahun di Afrika Selatan.
Di Afrika Selatan nilah ia mengalami banyak deskriminasi yang luar biasa oleh orang-orang Eropa, baik karena faktor warna kulit, maupun keturunan. Seperti misalnya, Gandhi pernah diseret dan lilempar secara paksa dari kereta di Pietermaritzburg hanya karena orang-orang Eropa yang bersamanya tidak percaya ada keturunan India yang bisa memiliki tiket kereta kelas eksekutif. Gandhi yang menyandang status sosial tinggi di negara asalnya harus mengalami pengusiran paksa di beberapa hotel hanya karena ia bukan orang Eropa.
Serangkaian kejadian pahit yang dialaminya membuat Gandhi bukannya jatuh terpuruk, akan tetapi malah makin membuat Gandhi menampakkan taringnya. Sejak dirinya sendiri diperlakukan tidak adil, dia mulai memikirkan nasib bangsanya di India yang kurang lebih merasakan hal serupa oleh pemerintah Inggris. Hingga akhirnya, ia bertekad merubah situasi tersebut. Tekadnya yang sangat kuat itu membuatnya menetap di Afrika Selatan selama kurang lebih 21 tahun lamanya.
Di Afrika Selatan inilah ia banyak berkarya, mengembangkan gagasan bagaimana melawan imperealisme dari bangsa Eropa, menebar perdamaian, dan memperjuangkan nasib etnis India.
Pada tahun 1906 di Johannesburg, Gandhi menerapkan prinsip perlawanan melawan segala bentuk penindasan bernama Satyagraha, yaitu bentuk protes tanpa jalur kekerasan. Meskipun gagasan ini dianggap nyeleneh, akan tetapi Gandhi memegang prinsip ini sampai akhir hayatnya.
Gandhi kembali ke India pada tahun 1914 dan mendukung Inggris pada Perang Dunia I. Namun pada tahun 1919 Gandhi berubah haluan dan mengenalkan ajaran Satyagraha sebagai bentuk protes draf wajib militer terhadap India. Ratusan ribu orang mendukung ajaran Gandhi, hingga pada tahun 1920, Gandhi menjadi pimpinan Gerakan Kemerdekaan India.
Pada 30 Januari 1948, ia dibunuh seorang Hindu ekstrem yang marah karena Gandhi menginginkan masyarakat Hindu dan Muslim diberikan hak yang sama.
Lewat 4 prinsip perdamaiannya, The Father of The Indian Nation ini berhasil menjadi sosok yang menginspirasi semua kalangan di dunia.
“Tak ada hal baru yang bisa kuajarkan kepada dunia.
Kebenaran (Truth) dan antikekerasan (non-violence)
sama tuanya dengan gunun-gunung”
(M. K. Gandhi 1869-1948)
Sebegitu besar jasa Mahatma Gandhi dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan. Meskipun ia beragama Hindu, namun atas nama manusia ia bediri di barisan paling depan untuk menumbuhkan cinta, perdamaian dan membela kaum-kaum yang tertindas. Tidak peduli agamanya apa, tolong menolong dan menyuarakan kebenaran adalah yang utama. Selamat jalan Pak Gandhi, Sang Isnpirator Dunia, semoga kami bisa meneladi dan meneruskan perjuanganmu.// (Rosul)
Baca juga: Fenomena Game Online
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)