Kaukab Al-Fushoha; Asyiknya Belajar Bahasa Arab

PCINUSUDAN.COM – Forum belajar dan diskusi bahasa arab Kaukab al-Fushoha melaksanakan kegiatan rutinannya pada Rabu (26/9) di Sekretariat PCINU Sudan. Acara yang diikuti oleh mahasiswa yang tergabung dalam kelompok belajar ini diisi oleh salah satu pelatih bernama Syeikh Muayyad dari Syiria.

Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu pembukaan menggunakan bahasa Arab. Metode yang dirancang oleh pengurus ini diharapkan mampu membuat anggota lebih bersemangat tanpa jenuh dalam mengikuti forum bahasa Arab ini. Selanjutnya, Syeikh Muayyad menjelaskan tentang dasar penulisan dalam bahasa Arab. Syeikh Muayyad mengatakan bahwasanya dengan melatih diri, membiasakan membaca, akan memudahkan pula dalam menulis bahasa Arab. “Asas dari penulisan adalah membaca, sedangkan asas berbicara adalah mendengar,” ujarnya.

Dalam hal penulisan bahasa Arab ini, Syeikh Muayyad juga menjelaskan tentang perbedaan antar ta’ maftuhah dengan ta’ marbuthoh. Beliau menjelaskan bahwasanya dalam suatu lafaz yang akhirnya berbunyi HA’ ketika sukun, menandakan itu ta’ marbuthoh, contohnya : hayyatun (hidup), disukunkan menjadi hayyah. Sedangkan jika akhirnya berbunyi TA’ ketika sukun itu dinamakan ta’ maftuhah, contohnya baitun (rumah), ketika disukunkan menjadi bait.

KISAH PERLOMBAAN ANTARA HUSNI DAN MURTADHO

Syeikh juga membagikan materi qiraah atau membaca kepada hadirin yang hadir, tentang suatu kisah penuh hikmah, yang menceritakan tentang sebuah perlombaan.

Bersama Syeikh Muayyad dalam Forum Belajar dan Berdiskusi Bahasa Arab, Kaukab al-Fushoha

Diceritakan, seorang anak yang mempunyai sifat ramah, namanya Husni. Meskipun keadaan fisiknya kurang, tidak bisa melihat, namun ia mampu hidup tanpa bergantung dengan orang lain, bahkan ia sering pergi ke kota dan pulang ke desa sendirian. Dilain sisi diceritakan sosok Murtadho, seorang anak yang sehat fisiknya namun mempunyai sifat sombong. Suatu hari Murtadho menantang Husni untuk berlomba pergi menuju kota. Tak henti menghina, bahkan ketika Husni menyanggupi ajakaan Murtadho, Murtadho menertawainya seolah-olah ialah yang akan jadi pemenangnya, dengan berfikir bahwa mustahil seorang yang buta mampu melintas pergi ke kota dengan begitu cepat.

Dalam perlombaan ini pun Murtadho memberi dua syarat. Syarat yang pertama, apabila Husni menang, maka Murtadho akan memberikan mantel miliknya kepada Husni, dan syarat yang kedua, Murtadho sendiri yang menentukan waktu perlombaan.
Akhirnya lomba pun dilaksanakan pada malam hari yang sangat gelap melintasi perhutanan. Husni sama sekali tidak peduli dengan keadaan terang maupun gelap, karena dengan keterbatasannya itu, ia sudah terbiasa dengan kegelapan. Dia pun juga sering menuju ke kota, sampai-sampai hafal jalan yang dilaluinya. Sedangkan Murtadho, meski dengan keadaan fisik yang  sehat dan kuat, namun dia terbatas dengan keadaan malam yang gelap, apalagi dia tidak begitu hafal jalan menuju kota.

Sampai akhirnya ketika tiba di tengah hutan, ia terjatuh kedalam lubang dan tercakar oleh ranting pepohonan hingga matanya terluka. Lain halnya dengan Husni, ia sudah tiba di kota dalam waktu setengah jam saja.

Dalam kisah tersebut, Kita dapat mengambil faidah yang besar, yakni jangan pernah merendahkan orang lain juga menyombongkan diri. Karena kekurangan, tidak bisa menghalangi seseorang untuk menang.

Sebagaimana Iyad bin Himar menceritakan bahwa Rasulullah pernah bersabda:

إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ , وَ لاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan hati sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berlaku zhalim atas yang lain.” (H.R. Muslim no. 2588)

Baca juga: Temu Akrab Mahasiswa Baru; Pembekalan Ahlussunnah

Para hadirin sangat memperhatikan makna demi makna tentang apa yang disampaikan oleh Syeikh Muayyad. Di puncak acara, sebagai bentuk pelatihan untuk bercakap menggunakan bahasa Arab, Syeikh Muayyad menyuruh anggota secara beruntun untuk memperkenalkan orang yang berada disampingnya dan menyebutkan karakteristiknya.

Acara yang berlangsung hingga menjelang magrib ini, diharapkan dapat memotivasi mahasiswa Indonesia dalam belajar bahasa Arab dan mengaplikasikannya menjadi suatu hal yang bermanfaat.

Seperti sudah diketahui sebelumnya, bahwa forum belajar dan diskusi bahasa Arab, Kaukab al-Fushoha merupakan wadah untuk mahasiswa Indonesia dalam melatih dan melancarkan bahasa Arab di Sudan. Kegiatan ini rutin dilaksanankan setiap hari Rabu setelah salat asar. Bagi yang ingin ikut serta, dapat langsung hadir di majelis di Sekretariat PCINU Sudan, Arkaweet Blok. 45, atau untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi pengurus melalui via Whats App di nomor +249 994 706 531.//(Ilman)

One Response

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: