Dr. KH. Afifuddin Dimyati kembali menambah dan memperkaya khazanah dunia literasi bahasa Arab di tanah air. Kali ini lewat karya terbaru beliau yang berjudul Asy-Syaamil fi Balaghat Al-Qur’an, yang diterbitkan oleh Lisan Arabi Malang.
Kitab setebal 1600 halaman lebih dan terbagi dalam tiga jilid ini berisi bahasan tentang balagah al Qur’an. Sesuai judulnya (As Syaamil) yang berarti lengkap, kitab ini mengungkap secara lengkap seni balaghah yang terkandung dalam hampir semua ayat Alquran, mulai dari surat al Fatihah sampai surat an Nas.

Dari segi metode, kitab ini bisa dibilang sebagai sebuah terobosan dalam dunia kajian balagah Alquran. Kalau kitab-kitab balaghah pada umumnya menampilkan bentuk-bentuk balagah lalu diberi contoh ayat-ayat Alquran, kitab ini justru menampilkan ayat-ayat Alquran secara berurutan lalu ditunjukkan sisi-sisi balaghahnya.
Baca juga: Majalah Alfanisa Edisi Februari 2019
Dengan metode seperti itu, membaca kitab As Syaamil ini menjadi aktifitas yang bisa disebut sebagai “Ngaji Plus”. Yaitu mengaji Alquran dengan bonus pengetahuan balaghanya. Mengaji sambil merasakan betapa indah dan dalamnya bahasa Alquran.
Tidak hanya isinya yang Qur’ani, proses kreasi kitab yang tengah naik cetakan kedua ini juga qur’ani dan bisa menjadi pelajaran tersendiri bagi para pegiat literasi. Yaitu bagaimana membuat waktu menjadi barokah sehingga walaupun sedikit dan terbatas namun bisa digunakan untuk melahirkan sebuah karya besar.
Sebagaimana yang diakui oleh Gus Awis (sapaan akrab Dr.KH.Afifuddin Dimyati), kitab tiga jilid ini beliau tulis hanya dalam waktu satu tahun. Banyak yang bertanya heran bercampur takjub, bagaimana beliau sempat dan bisa menulis kitab setebal itu di tengah kesibukan mengasuh pesantren, mengajar di kampus, dan seabrek kesibukan lainnya ?
Dalam acara launcing kitab Asy-Syaamil fi Balaghat Al-Qur’an di Jombang akhir tahun lalu, beliau menjawab pertanyaan tersebut. Menurut beliau, kuncinya adalah barokah waktu. Waktu yang barokah, walaupun sedikit, dapat melahirkan hal-hal yang bernilai besar. Okeh karena itu, proses kreatif tidak hanya soal membagi waktu, tapi juga mem-barokahkan waktu.
Agar waktunya senantiasa barokah beiau punya amalan rutin, yaitu mengkhatamkan Alquran seminggu sekali. Secara kuantitas, aktifitas ini mengurangi waktu beliau. Tapi secara kualitas, beliau yakin bahwa dengan membaca al Qur’an waktu yang tersisa menjadi barokah. Dan dari waktu yang beliau yakini keberkahannya itulah karya fenomanal bernama As Syaamil ini lahir.//(Nasarudinidrisjauhar)
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)