Merdeka dan Setara

Hai, aku adalah salah satu populasi dari sekian juta manusia yang masih diberikan kesempatan untuk menikmati ‘dunia’ yang sifatnya sementara. Aku pun salah satu perempuan yang merasakan ‘merdeka’ atau biasa disebut ‘independensi’ dan ‘setara’.

Merdeka menurut sebatas pengetahuanku yang fakir ilmu ini ialah terbebas dari segala bentuk ‘ketergantungan’ terhadap sesama makhluk, sejahtera dalam aspek ‘finansial’, dan berbagai hal lainnya yang tidak bisa aku sebut satu persatu. Setara bagiku ialah tidak keluar dari syariatullah.

Yaps betul. Laki-laki dan perempuan sudah diberikan anugerah atau kita sebut dengan fitrah kepada masing-masing, dan diberikan batas untuk membedakan fungsi dari fitrahnya.

Fitrah perempuan yang di antaranya adalah; menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui, tidak bisa tergantikan oleh fitrah laki-laki. Laki-laki dalam hukum mawaris yang bagiannya lebih besar daripada perempuan, karena tanggung jawab laki-laki akan ibunya, istrinya, anaknya, dan saudara perempuannya.

Maka dari itu, sebelum memahami makna merdeka dan setara harus lebih paham akan ketentuan dan ketetapan-Nya. Mungkin tulisan ini bisa menjadi pengingatku, pengingat banyak orang di luar sana yang menyuarakan ‘kesetaraan gender’ ataupun ‘independensi’.

Penulis: Maya Ummi Azizatus Sa’adah (Dosen Mentoring Agama LP3I Pondok Cabe tahun 2018-sekarang Kepala Sekolah SMK Sultan Agung tahun 2019-sekarang)

Baca juga: Generasi Milenial di Era Society 5.0

Baca juga: Wanita Berpolitik?

One Response

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: