Pelantikan Pengurus PCINU Sudan telah terlaksana pada Sabtu (3/12) yang lalu. Pelantikan yang tak hanya sekadar ceremonial namun merupakan wujud penegakan komitmen. Pelantikan pada waktu itu adalah titik tolak para pengurus PCINU Sudan untuk menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab.
Dalam pelantikan tersebut Kiai Althof Madani, Rais Syuriyah masa khidmah 2022-2023, mengajak para hadirin untuk mengenali diri sendiri sebagai pemimpin. Pemimpin yang mengartikan sejarah sebagai catatan tentang serial perubahan-perubahan di masa lalu dan masa kini untuk masa depan.
Baca juga Pendobrak Kejumudan; Arah Pengabdian LAKPESDAM PCINU SUDAN 2022-2023
“Kita semua yang ada di sini adalah para pemimpin di masa depan. Salah satu ciri-ciri pemimpin adalah mereka mengenai sejarah para pendahulunya dan menjadikannya sebagai batu pijakan untuk melangkah,” kata Kiai Althof.
Maka dari itu, lanjutnya, para pemimpin perlu meneguhkan peran khidmah dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dalam berkhidmah sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu mustasyar PCINU Sudan, Syekh Awadl Al-Karim, dalam sambutannya pada pembukaan Konfercab ke-21 yang lalu. Peran khidmah yang dimaksud adalah peran ilmu, peran pengelolaan, dan peran pergerakan yang mana ketiganya harus ada dalam setiap kader PCINU Sudan.
“Memperbaiki berarti melakukan korelasi atas apa yang belum sesuai dengan standar capaian. Hal ini membutuhkan kesadaran dan pengakuan yang jujur,” ujar Kiai Althof.
“Sedangkan meningkatkan berarti meneruskan apa yang sudah sesuai dengan standar capaian, namun dengan menambah kualitas maupun kuantitas. Hal ini memerlukan pandangan yang berkemajuan,” lanjutnya.
Beliau mengutip Surat Al-Ra’d ayat 11 sebagai landasan manusia agar melakukan perubahan. Beliau mengimplikasikan pemahaman yang lain yang bersandingan dengan ayat tersebut, yakni “Berubahlah sehingga yang lain mengikuti”.
“Contoh konkrit yang kentara mengenai pemahaman tersebut adalah perusahan teknologi Apple (iPhone) yang mengubah cara manusia menggunakan smartphone yang kemudian tanpa diduga-duga perubahan tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain tanpa kompromi apapun,” ujarnya.
PCINU Sudan dalam melakukan perubahan harus disertai dengan tujuan yang sama, yaitu untuk maju dan berkembang. Kiai Althof menyebutkan kata hikmah dari Plato, filsuf Yunani, yang sering dikutip ole Buya Husein Muhammad yang berbunyi “Bila engkau lelah karena berbuat baik maka lelah itu akan hilang dan kebaikan itu akan dikenang panjang. Tapi bila engkau senang dalam berbuat dosa maka senang itu akan hilang dan dosa itu akan langgeng”.
“Maka dari itu, mari kita membangun sisi idealis dalam diri kita dengan berangan-angan tentang impian-impian yang mulia dan coba menggapainya. Dan jangan hanya terhenti pada fakta-fakta realitas tanpa mencoba melampauinya,” ajaknya kepada para pengurus yang baru saja dilantik.
“Realistis itu baik (khoirun) dan idealistis itu baik (khoirun), maka khoirun wa khoirun. Dengan berada di tengah-tengahnya maka akan sangat baik dan berimbang (tawazun),” lanjutnya.
Pada akhir sambutannya, beliau menyampaikan salah satu cara memanfaatkan ilmu, yang juga sebagai instrumen untuk meneguhkan peran khidmah, yaitu dengan men-tadabbur-I apa yang dibaca dan mengintegrasikannya dengan sistem tubuh sehingga paling tidak apa yang dilakukan dapat selaras dengan apa yang disampaikan kepada orang lain.
Pewarta: Lukman Berpena
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
One Response