NU dan Majma Sufi ‘Amm Sudan Sepakati Penguatan Moderatisme Tasawuf dan Cinta Tanah Air
Pertemuan K.H. Mahbub Ma’afi sebagai delegasi dari PBNU yang didamping jajaran Syuriyah-Tanfidziyah PCINU Sudan dengan para tokoh Majma’ Sufi Sudan pada Selasa (13/9) lalu telah melahirkan nota kesepakatan moderatisme tasawuf.
Dua institusi keagamaan tersebut bersepakat tentang “Penguatan Moderatisme Tasawuf dan Cinta Tanah Air”, karena NU dan Majma’ Sufi memandang moderatisme tasawuf dapat menjadi aspek yang sangat penting di era globalisasi sebagai sumber inspirasi dan spiritualitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
Isi dari nota kesepakatan tersebut tentang pandangan kedua pihak bahwa tasawuf merupakan kebutuhan yang bersifat fitri pada setiap manusia dan berfungsi sebagai alat pengendali dan pengontrol manusia untuk tercapainya supremation of morality, yakni keunggulan dan kejayaan akhlak.
Keduanya juga memandang tasawuf memiliki relevansi dan signifikansi dengan problema manusia modern, serta dapat dipahami sebagai pembentuk tingkah laku melalui pendekatan tasawuf-akhlaqi sebagai landasan moderatisme setiap muslim
sebagai hamba sekaligus Khalifah Allah di muka bumi.
Kedua pihak juga memperhatikan bahwa hubungan antara agama dan tanah air merupakan hubungan yang kompleks, erat, dan tidak sederhana. Keduanya merupakan dua unsur yang berbeda namun tidak bisa dipisahkan antara satu dan yang lainya, terutama dalam konteks kebudayaan dan keberagaman.
Agama dan budaya mampu bersinergi dengan baik dan membentuk karakteristik yang seimbang dan proporsional berdasarkan nilai-nilai Islam serta mampu memberikan solusi bagi masalah-masalah kemanusiaan dan kebangsaan.
Dengan pandangan dan peratian tadi, maka kedua pihak sepakat:
1. Menyebarkan pemahaman Islam Moderat yang bisa menerima tradisi yang ada sebagai cermin Islam rahmatan lil ‘alamin yang menekankan kecintaan kepada tanah air dan bangsa.
2. Menyebarkan ajaran agama yang santun, saling menghargai dan melindungi harkat dan martabat kemanusiaan, serta memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
3. Mendakwahkan pengamalan ajaran tasawuf dalam kehidupan bermasyarakat agar tercipta kedisiplinan, kreativitas dan budaya saling tolong menolong di tengah kehidupan yang semakin maju dan kompetitif.
4. Saling bertukar ilmu, pengalaman, dan kunjungan ilmiah antara kedua belah pihak.
Nota kesepakatan ini telah ditandatangani di Khartoum oleh K.H. Mahbub Maafi dan salah satu perwakilan Majma’ Sufi Sudan dalam rangkap dua dan semua naskah mempunyai nilai otentik yang sama.//(Najmuddin)