Pertemuan PCINU Sudan dengan Majelis Ulama Sudan; Bahas Kilas Balik Sejarah Dua Tokoh Indonesia dan Sudan
PCINUSUDAN.COM – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan yang diwakili jajaran pengurus Tanfidziyah menggelar Diplomasi Santri dengan Majelis Ulama Sudan (MUS) pada Ahad (28/11) bertempat di kantor Majelis Ulama Sudan, Khartoum.
Majelis Ulama Sudan yang memiliki nama resmi Majma’ al Fiqh al Islamiy adalah organisasi di bawah naungan Kementerian Agama dan Wakaf Sudan yang bergerak dalam bidang sosial-keagamaan di Negeri Seribu Darwis.
Pada pertemuan tersebut, Rais ‘Aam MUS, Prof. Dr. Abdurrahim Adam Muhammad, hadir dan menyambut delegasi PCINU Sudan. Hadir juga tokoh MUS lainnya, seperti Prof. Dr. Adil Hasan Hamzah (Ketua Umum MUS), Dr. Adam Ibrahim (Ketua Bidang Keilmuan), dan Hanna Muhammad (Sekretaris Jendral).
Ketua Tanfidziyah PCINU Sudan, Ustaz Abdurrokhim, mengharapkan agar diplomasi ini dapat meningkatkan relasi kerja sama yang sudah terjalin antar kedua organisasi dan menawarkan program yang koheren serta transformatif untuk kemajuan organisasi.
“(Kami) selalu optimistis dalam peningkatan kerja sama antara dua organisasi dalam menjalankan visi misi yang koheren serta aksentuasi pada langkah eksekutif yang transformatif dan rill dalam menjalankan program strategis ke depannya,” ujarnya.
Pertemuan yang berlangsung santai tersebut juga membahas beberapa persoalan. Di antaranya tentang kilas balik sejarah panjang dua tokoh penting dalam kemerdekaan Sudan, yakni Ir. Soekarno dan Syekh Za’im al Azhari, pemetaan strategis tentang road map pribumisasi Islam Sudan-Indonesia, elaborasi detail tentang relasi agama dan negara ala Nahdlatul Ulama, dan konsepsi “Trilogi Ukhuwwah” yang dikenalkan oleh Rais ‘Aam PBNU tahun 1984, KH. Ahmad Shiddiq, yaitu Ukhuwwah Islamiyah, Wathaniyah, dan Insaniyah.
Obrolan ringan juga mewarnai pertemuan mereka tentang hiruk-pikuk perpolitikan yang sekarang ini sering terjadi di beberapa wilayah di Sudan sebagai refleksi untuk mempersiapkan langkah eksekutif ke depannya.
Di akhir pertemuan, MUS memberian oleh-oleh berharga kepada delegasi PCINU Sudan berupa kitab-kitab karya ulama Sudan berbasis kajian fikih, ushul fikih, ensiklopedia fatwa para mufti Sudan, dan banyak karya lainnya sebagai tambahan hidangan intelektual para santri NU Sudan. Tidak tanggung-tanggung, MUS memberikan sekitar 40 kitab dari percetakan MUS yang akan menjadi tambahan koleksi Perpustakaan di Wisma PCINU Sudan.//(Najmuddin)